Salah satu sanggar yang ada di kuningan. Sanggar ini merupakan yang memfokuskan untuk anak didiknya mempunyai bakat tari. Banyak tarian yang diajarkan di sanggar ini. Selain tarian, disini juga diajarkan musik gamelan, sinden, dll. Sanggar ini sudah dipercaya untuk mengiring upacara adat, biasanya untuk diacara pernikahan

Jumat, 20 Desember 2019

MEMPERDALAM GERAK TARI PADA TARI JAIPONG



Pengertian Gerak Tari 
Gerak tari adalah unsur utama dari tari. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Gerak Tari yaitu perubahan posisi atau sikap anggota badan pada saat menari. Gerak tari merupakan unsur utama pada tari. Pada gerak tari pengolahan keindahannya dibagi menjadi gerak stilatif dan distortif. Gerak Stilatif adalah Gerak yang telah mengalami proses pengolahan yang mengarah kepada bentuk tari yang indah. Sedangkan Gerak Distorsif yaitu pengolahan gerak yang telah melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi. 
Unsur Utama dalam Seni Tari 
Suatu gerakan tidak bisa dikatakan sebagai tarian bila tidak memenuhi tiga unsur. Jika salah satu saja dari unsur tersebut tidak ada, maka gerakan tersebut tidak bisa dikatakan sebuah tari. 
- Wiraga (Raga) : yaitu Sebuah tarian harus menampakkan gerakan badan, baik dengan posisi duduk ataupun berdiri.
- Wirama (Irama) : yaitu Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dengan musik pengiringnya, baik dari segi tempo maupun iramanya.
- Wirasa (rasa) : yaitu Sebuah Wirasa adalah tarian yang harus mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan,pesan melalui gerakan sebuah tarian dan ekspresi si penarinya. 
Jenis Gerak Tari 
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis gerak tari, yakni sebagai berikut: 
1. Gerak murni 
Gerak tari yang tujuannya semata untuk fungsi estetis sehingga hanya untuk memperindah sebuah tarian tanpa ada maksud melambangkan sesuatu. Contohnya adalah gerakan memutar-mutarkan pergelangan kaki dan menghentakkan kaki tanpa maksud tertentu, atau gerak menggulung selendang ketika akhir tarian, dll. 
2. Gerak maknawi 
Gerak tari yang selain fungsi estetis, juga lebih mengedepankan maksud atau lambang tertentu dari sesuatu yang ingin disampaikan ke penonton tarian. Misalnya dalam tari Merak terdapat gerakan melebarkan selendang sambil bergerak mengelilingi panggung yang menggambarkan gerak-gerik burung merak, dll. 
Macam-Macam Ragam Gerak Tari 
Berikut ini terdapat beberapa macam-macam ragam gerak tari, yakni sebagai berikut: 
Ragam Gerak Tari Klasik merupakan gerak tari yang banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola-pola gerak yang sudah ditentukan. 
- Ragam Gerak Tari Kerakyatan merupakan gerak tari yang banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.
- Ragam Gerak Tari Kreasi Baru merupakan gerak tari yang dibentuk dari paduan beberapa ragam gerak tari tradisional sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. 
Bentuk Gerak Tari Berdasarkan Jumlah Penari 
Berdasarkan jumlah penari , gerak tari dibagi menjadi tiga bagian, yaitu gerak tunggal , gerak berpasangan , dan gerak kelompok simak penelasan dibawah ini: 
- Gerak Tunggal, merupakan gerak tari yang dibawakan oleh seorang penari , baik putra maupun putri dalam membawakan tari seorang diri, penari harus lebih berani, percaya diri , serta harus dapat menguasai gerak tari yang akan ditampilkan. Ragam gerak tari tunggal adalah gerak tempat, gerak berpindah tempat , gerak lantai dan gerak meloncat. Contoh gerak tunggal dapat kita lihat pada tari bondan , tari gambir anom , tari rahwana , tari golek , tari srikandi, dan tari sekar putri.
- Gerak Berpasangan, Biasanya dibawakan oleh dua orang penari, yaitu seorang penari putra dan seorang penari putri , atau dapat juga berpasangan putra putri dan putra putra. Dalam melakukan gerak berpasangan , gerak kita dengan pasangan menari belum tentu sama . Gerak biasanya dilakukan kearah berlawanan atau menghadap ke arah yang berbeda. Jika gerakan tari dilakukan dengan baik dan kompak , tarianya akan lebih indah.
- Gerak kelompok, dibawakan oleh tiga orang penari atau lebih , dalam melakukan gerak kelompok , setiap penari tidak boleh menonjolkan dirinya sendiri karena terikat aturan yang ada . Aturan – aturan itu harus di patuhi oleh seluruh penari agar tercipta keserasian. Gerak tari yang di lakukan secara kelompok mengutamakan kekompakan agar dalam pembentukan informasi memiliki komposisi yang baik dan seimbang. 
Gerak Dasar Tari 
Berikut ini terdapat beberapa gerak dasar tari, yakni sebagai berikut: 
1. Gerak Kepala 
Kedet, yaitu gerakan kepala seolah menarik dagu 
Gedug, yaitu kepala tegak di gerakan kesamping kanan dan kiri 
Gedug angka delapan, yaitu gerak kepala dengan memfokuskan putaran dagu seolah menulis angka angka delapan dengan diakhiri gerak hedot 
Gilek, yaitu gerak kepala membuat lengkungan kebawah kiri dan kanan 
Godeg cangreud, yaitu gerak gilek diakhiri gerak kedet 
Galieur, yaitu gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah diakhiri dengan kedet. 
2. Gerak Tangan 
Lontang Lontang kiri/kanan (merupakan gerakan tangan yang menggunakan dua tangan dan digerakkan saling bergantian). 
Tumpang Tali Tumpang tali merupakan suatu gerak tari yang menggunakan ke dua tangan nangreu lalu disilangkan 
Sembah merupakan sebuah gerak untuk menunjukkan rasa hormat. Saat melakukan sembah, seseorang menempelkan kedua telapak tangan nya secara khidmat seperti sedang berdoa 
Ukeul merupakan salasatu dasar gerak dalam tari, yaitu gerakan memutarkan Pergelangan tangan baik itu kedalam ataupun ke luar. 
Capang Kanan / Kiri merupakan gerakan penari Jaipong yaitu menggerakan tangan dengan membengkokan salah satu dari tangan, baik itu tangan kanan ataupun tangan kiri penari. 
Lontang Kiri / Kanan merupakan sebuah gerakan Tari jaipong dengan menggerakan tangan yang menggunakan dua tangan dan digerakan secara bergantian. 
3. Gerak Kaki 
Duduk Deku merupakan gerakan yang dilakukan dengan melipat kedua bagian kaki ke arah dalam. 
Seser merupakan gerakan Tari Jaipong dengan menggerakan (menggeser) bagian kaki ke arah kanan atau kiri 
Sirig merupakan gerakan kaki penari jaipong dengan menggoyang-goyangkan kedua kaki secara bersamaan. 
Mincid merupakan gerakan gabungan dari gerakan kepala, tangan, dan kaki yang di gerakan secara bersamaan akan tetapi antara gerakan dan gerakan kaki di gerakan ke arah yang berbeda misalnya tangan kanan di gerakan bersamaan dengan kaki kiri begitupun sebaliknya. 
Gerakan Tarian Dalam Tari Jaipong 
Tari Jaipong gerakan yang signifikan dilakukan oleh para penari cukup sederhana yakni berjumlah 4 ragam. Adapun keempat ragam gerakan tari jaipong yang signifikan dilakukan adalah sebagai berikut: 
Gerakan Bukaan 
Merupakan gerakan pembukaan dalam pertunjukan kesenian Jaipongan dari Bandung. Dalam gerakaan ini sang penari biasanya melakukan jalan berputar disertai dengan memainkan selendang yang dikenakan pada leher pemain. 
Pencungan 
Pencungan adalah bagian gerakan dari berbagai ragam gerak cepat dalam tarian jaipong. Gerakan ini didukung dengan tempo lagu atau musik yang bertempo cepat pula. 
Ngala 
Ngala dalam jaipongan adalah salah satu ragam gerakan yang terlihat semacam gerak patah-patah atau titik pemberhentian dari satu gerakan pada gerakan lain dan dilakukan secara cepat atau dengan kata lain gerakan ini memiliki tempo cepat. 
Mincit 
Mincit merupakan gerakan perpindahan dari satu ragam gerak ke ragam gerak lain. Gerakan ini dilakukan setelah ada gerakan ngala dalam sebuah tarian Jaipong.
Dalam pertunjukannya jaipongan juga memperlihatkan seorang penggerakan ini adalah perpindahan dari satu ragam gerakan ke ragam gerakan lain. Saat menari, gerakan ini dilakukan setelah ada gerakan ngala.
Share:

FUNGSI, TUJUAN, MAKNA, DAN MANFAAT TARI JAIPONG




- Fungsi Tari Jaipong : 
Peran Tari Jaipong adalah sebagai sarana komunikasi antar manusia, juga menjadi wahana untuk menghibur masyarakat karena banyak budaya asing masuk ke Indonesia. Jaipongan adalah jenis tarian sosial tradisional orang Sunda, Karawang, Jawa Barat, yang sangat populer di Indonesia. Sebuah kesenian karya putra bangsa yang satu ini memang wajib kita akui sebagai salah satu karya besar di bidang seni budaya.
Berikut fungsi tari jaipong:
Fungsi Tari Jaipong adalah sebagai media komunikasi antar masyarakat, juga menjadi wahana untuk menghibur masyarakat seiring banyak budaya asing yang masuk ke indonesia. Jaipongan adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda, Karawang,Jawa Barat, yang sangat populer di Indonesia. Sebagai kesenian khususnya seni tari andalan dari Jawa Barat dapat menjadikan jaipongan salah satu icon guna mempromosikan kekayaan daerah terhadap dunia luar baik dalam negeri maupun mancanegara. Beberapa acara yang dimulai dari upacara adat hingga pentas seni membuat orang merasa terhibur dengan keberadaan Jaipongan. Perkumpulan orang-orang di satu tempat akan mudah untuk bertukar informasi dalam komunikasi. Karena itu, seni yang diperkenalkan oleh Gugum Gumbira kepada masyarakat Sunda bisa menjadi hiburan yang menarik di tengah maraknya hiburan modern yang telah muncul. Menjadi salah satu kesenian andalan dari Jawa Barat. Sebagai kesenian andalan Jawa Barat, Jaipongan dapat menjadi salah satu ikon untuk mempromosikan kekayaan daerah di dunia luar, baik secara nasional maupun internasional. Sebut saja Bandung sebagai tempat pengembangan seni ini secara tidak langsung mendapat manfaat besar dari nama tarian Jaipongan. Tidak mengherankan jika sejak tahun 90-an atraksi wisata di Bandung meningkat perlahan, sampai batas tertentu hal ini disebabkan oleh keingintahuan masyarakat luar terhadap daerah Bandung yang mengiringi nama tarian jaipong.
- Tujuan Tari Jaipong 
Tujuan dicipiptakan Tari Jaipong adalah untuk menciptakan suatu tarian tradisional yang berdasarkan dari kekayan seni masyarakat nusantara, terutama seni yang berasal dari Jawa Barat. Tari jaipong berasal dari beberapa kesenian rakyat yang sudah ada sebelumnya seperti Ketuk tilu, Kliningan, dan Ronggeng. Tari Jaipong disajikan dalam beberapa geraka yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas dan kesederhanaan (alami/apa adanya).
- Makna Tari Jaipong 
Secara umum, gerakan di Jaipongan menggambarkan wanita Sunda saat ini yang energik dan tidak pantang menyerah, ramah, genit, berani, mandiri, lincah, dan bertanggung jawab, tetapi masih santun. Ini secara langsung mengubah stereotip lama tentang wanita Sunda yang cantik tapi malas. Parasit cantik dan lekuk tubuh yang indah merupakan aset dan daya tarik yang akan selalu menonjol dari para penari Jaipong. Dari sini, itu menyiratkan pesan bahwa di balik keanggunan dan kelembutan wanita Sunda, ada juga keinginan untuk menjadi diri sendiri tanpa terhambat oleh sudut pandang orang. Tarian Jaipongan juga berarti bahwa perempuan tidak harus selalu dinilai hanya dari luar berdasarkan stereotip budaya lama yang telah melekat dengan bangsa ini.
- Manfaat Tari Jaipong dari Jawa Barat 
Tari jaipong adalah salah satu seni budaya kebanggaan yang dimiliki Indonesia terutama daerah Bandung Jawa barat. karena merupakan salah kebudayaan jawa. Tarian yang unik ini pertama kali dipelopori oleh seniman berbakat berdarah sunda yang bernama Gugum Gumbir namun pencipta dari semua gerakan tariannya justru pertama kali dibudidayakan oleh seniman bernama H. Suanda yang berasal dari Karawang pada tahun 1976. Inilah manfaat tari Jaipong :
1. Sebagai identitas dari kesenian budaya tradisional yang berasal dari Bandung Jawa barat supaya seluruh rakyat Indonesia dapat mengetahui. 
2. Dapat dipakai sebagai tarian penyambutan tamu tamu penting atau kertabat yang sedang melangsungkan hajat pernikahan atau pesta lain. 
3. Dapat membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda selanjutnya agar rasa kecintaan terhadap kekayaan seni budaya tradisional Indonesia tetap terjaga dengahn baik. 
4. Memperkokoh rasa kesatuan dan persatuan dengan daerah lain yang ada di Indonesia agar timbul semangat kebersamaan, semangat persaudaraan dan rasa saling satu sebagai warga Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. 
5. Sebagai ciri khas atau pembeda dari tarian tradisional dari daerah lain , agar siapapun dapat mengetahui dari daerah atau provinsi mana tarian tersebut hanya dengan cara melihat tariannya dan mendengarkan musiknya saja. 
6. Untuk dijadikan salah satu hiburan masyarakat melalui pertunjukkan rakyat atau pada panggung panggung hiburan yang memang pada awalnya sengaja dilakukan dan ditujukan untuk pelestarian tari tradisional. 
7. Agar dapat dilestarikan sebagai seni tari yang memiliki nilai seni yang tinggi dimancanegara guna untuk memperkenalkan keragaman budaya yang majemuk dan kaya akan tradisi yang tidak mudah dihancurkan oleh tarian dari budaya barat.
8. Untuk menunjukkan pada generasi muda bahwa tarian tradisional jaipongan adalah kekayaan budaya yang sangat unik dan tidak dimiliki bangsa lain.
9. Sebagai bukti dimasa depan bahwa tarian jaipong adalah tarian yang membutuhkan stamina kuat, keluwesan tertentu, sarat dengan gerakan gerakan yang mengandalkan keseimbangna gerak dan musik. 
10. Menunjukan pada seniman sunda untuk tetap mempertahankan seni jaipong sebagai jatidiri sebuah seni tari yang dapat menyampaikan pesan pesan tertentu didalamnya. 
11. Sebagai kebanggaan masyarakat Bandung sebagai bagian dari seni tari yang masih bertahan hingga saat ini dan tidak kalah dari seni tari daerah lain. 
12. Sebagi salah satu warisan nenek moyang yang membuktikan pada masyarakat bandung, bahwa tarian Jaipong tidak ada yang menyamai dari segi tata riasnya atau gerakan dan musiknya dan satu satunya tarian unik milik orang orang sunda. 
13. Dapat dijadikan sebagai pemasukan devisa negara dalam rangka mempromosikan pariwisata didaerah jawa barat yang dapat menyuguhkan tentang sejarah dan kekayaan budayanya pada para wisatawan agar tetap lerstar. 
14. Dapat meningkatkan kepopuleran nama baik Bandung sebagai daerah yang kaya dengan seni budaya tradisional dan meningkatkan kepopuleran nama daerah yang mempunyai seni tari jaipong. 
15. Riwayat lahirnya tari jaipong bisa menjadi inspirasi baru yang lebih baik bagi para seniman yang baru didaerah lain agar lebih kreatif dalam memajukan seni budaya tari mereka masing masing dengan lebih maju. 
16. Agar meningkatkan kreatifitas generasi muda dalam mengembangkan seni tari jaipong yang mungkin saja bisa dikelaborasikan dengan musik atau gerak tarian yang lebih berbeda dengan yang lain agar keunikan dan nilai estetikanya semakin kuat. 
17. Dapat sebagai penggerak rasa semangat dan kreatifitas untuk bersaing secara sehat dengan daerah lain dalam mempertahankan budaya masing masing dengan rasa cinta dan bangga . 
18. Agar generasi muda dapat lebih mencintai tarian jaipong ketimbang tarian dari negara lain yang belum tentu mempunyai nilai estetika dan pesan yang sesuai dengan tata cara kehidupan berpancasila. 
19. Dapat dijadikan tari pembuka pada sebuah festifal dan pertunjukan yang menyuguhkan hiburan yang berskala international agar pertunjukan nampak lebih spektalkuler, misalnya sebagai musik dan tari pembuka diacara band lokal atau mancanegara demi sebuah tujuan tertentu yang berhubungan dengan promosi atau pergelaran secara individu dari sang artis. 
20. Sebagai simbol kemajemukan budaya agar negara lain memahami bagaimana besarnya arti bhinneka tunggal ika didalam kemajemukan budaya yang dimiliki Indonesia, yang telah mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia sejak pertama proklamasi kemerdekaan diumumkan hingga saat ini. 
21. Dapat menyehatkan tubuh karena gerakan gerakannya mampu membakar lemak , mengurangi resiko terjadinya penggumpalan gula berlebih dalam darah dan dapat menyehatkan jaringan jantung.
22. Sebaiknya dilestarikan dan dipertahankan keberadaan tari jaipong agar tidak pernah punah ditelan waktu atau untuk mencegah agar tidak ada bangsa tetangga yang mengaku bahwa seni tari jaipong adalah miliki merek.
Share:

Kamis, 19 Desember 2019

PROPERTI YANG DIPAKAI DALAM TARIAN JAIPONG



- Pengertian Properti Tari
Dalam seni tari, properti adalah semua perlengkapan yang dipakai untuk kebutuhan penampilan koreografi atau tatanan tari. Jadi, penggunaan properti dalam suatu tarian disesuaikan dengan kebutuhan koreografi. Properti itu juga berkaitan dengan tema dan gerak sebagai media ungkap. Properti tari dapat berupa benda kecil sampai benda-benda besar.
- Properti Tari Jaipong 
Properti utama dalam Tari Jaipong adalah Sampur. Sampur adalah kain panjang yang menjadi properti utama dalam Tari Jaipong. Sampur sering juga disebut dengan selendang yang akan dikenakan pada leher penari. Keberadaan sampur dalam Tari Jaipong sangat penting karena menjadi properti yang ikut dimainkan dalam gerakan tari mulai dari pembukaan sampai akhir. 
- Properti yang dikenakan dalam pementasan
Adapun properti yang digunakan oleh para penari dan pengiring nya antara lain dapat kita kelompokan sebagai berikut: 
Ø Kostum 
Kostum atau busana yang dipakai dalam tari jaipong ini umumnya memakai kebaya dengan warna-warna cerah dan bawahannya berupa kain jarit dengan motif batik.Ukuran kostum biasanya memakai ukuran longgar, apalagi pada bagian bawahnya karena harus disesuaikan dengan gerakan-gerakan yang lincah dan dinamis. Di bagian kepala biasanya mengenakan sanggul yang dipercantik dengan hiasan seperti mahkota dan juga bunga sehingga menambah kecantikan dan keelokan para penarinya.
          Pada bagian pinggang biasanya juga dilengkapi dengan selendang, yang mana selendang ini juga dipakai sebagai aksesoris tarian sehingga akan terlihat lebih anggun. Sebetulnya kostum yang dipakai dalam sebuah pementasan tari jaipongan itu sangat lah beragam. Meski pada dasarnya ada perbedaan corak antara jaipongan yang tradisional dan gaya baru, tapi umumnya semua busana dipakai merupakan pakaian tradisional Sunda. Kostum atau busana yang dikenakan dalam sebuah pementasan tari jaipong sangat beragam. Meskipun terdapat perbedaan corak antara jaipongan tradisional dan gaya baru namun Pada umumnya properti busana yang dikenakan oleh para penari jaipongan merupakan pakaian tradisional. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai kostum yang dipakai oleh para penari: 
1.Sinjang
Sinjang adalah kain panjang yang digunakan sebagai calana panjang. Walaupun sekarang ini kostum yang digunakan oleh para penari jaipong berbeda-beda, beragam, dan penuh kreasi, namun pada dasarnya selain menggunakan kain yang mirip seperti daster, para petani juga mengenakan celana panjang tau yang disebut dengan sinjang.
2.Apok
Apok merupakan baju atasan para penari. Busana ini juga memiliki kancing sepeti pakaian pada umumnya. Apok dihiasi dengan bordiran bunga-bunga pada sudut-sudut pakaian.yanyi dalam mengiringi tarian pada sebuah pementasan. Keunikan dari lagu pengiring juga terlihat pada tempo yang diterapkan ada kalanya tempo yang dimainkan dalam lagu tersebut sangat pelan namun ada kalanya tempo dalam lagu pengiring dinyanyikan secara cepat.
3.Sampur
Sampur merupakan kain panjang yang menjadi properti utama tari jaipong. Sampur juga disebut juga dengan selendang yang dikenakan pada leher para penari. Keberadaan sampur sangat penting karena menjadi properti yang dimainkan dalam gerakan tari mulai dari pembukaan hingga akhir.
Ø Alat Musik
Jika dilihat dari kata yang menyusunnya alat musik tersusun dari dua kata yaitu alat dan musik. Secara garis besar alat dapat diartikan sebagi benda yang digunakan oleh manusia untuk membantu melakukan suatu pekerjaan yang tujuannya untuk memudahkan. Setiap alat memiliki fungsi masing-masing dalam penggunaannya. Manusia memiliki kemampuan berpikir sehingga dengan bantuan alat tersebut dapat menjadi suatu karya yang indah. Sedangkan musik berasal dari bahasa Yunani yaitu “muse”. Dalam bahasa yunani muse adalah sebutan untuk dewi-dewi yang memiliki tugas sebagai penanggung jawab terhadap seni dan ilmu pengetahuan. Berdasarkan asal katanya maka musik dapat dijelaskan sebagai salah satu jenis seni. Namun secara lebih rinci maka musik dapat jelaskan sebagai karya seni yang diciptakan manusia melalui penyusunan suara yang terarur, terkombinasi, memiliki keharmonisan dan mengandung makna. 
           Musik tradisional ialah musik yang terlahir dan berkembang di sebuah daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi lagu dan instrumen yang dibawakan. Musik tradisional memiliki karakteristik yang khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah masing-masing. Beda dengan alat musik modern yang sudah mempunyai gaya dan cara yang sama untuk memainkannya. Seni tradisional yang merupakan identitas suatu derah, jati diri, media ekspresi dari masyarakat penduduk disekitar. Hampir diseluruh Daerah di Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas pada masing-masing daerah ini. Dari keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik bermainnya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional yang berada di Indonesia memiliki semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali dengan mudah dan karakter khas orang/masyarakat Indonesia tersebut, yaitu ramah tamah dan sopan. Indonesia juga memiliki banyak sekali jenis alat musik tradisional ini, salah satunya yaitu alat musik pukul tradisional, alat musik petik tradisional dan masih banyak lagi.
            Namun berhubungan dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya semangat dari seni tradisional tersebut, karakter itu semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan di suatu daerah dan menjadi individual/egoistis. Begitu banyaknya seni tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia ini, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen tiup, gesek dan pukul. Alat musik akan menjadi panduan penari dalam mementaskan seni tari. Tarian ini diiringi musik dan lagu dalam tempo yang cepat, dan didominasi oleh alat musik gendang. Selain alat musik gendang ada juga alat musik lain yang mengiringi tarian ini, antara lain:
1. Gendang
Gendang atau kendang adalah alat musik yang sering dimainkan pada saat pementasan kesenian dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Alat musik ini dimainkan secara di tabuh. Gendhang dimainkan untuk mengiringi tarian ini dengan tempo penabuhan yang cepat, sehingga membuat penonton mudah terbawa dan menikmati tarian ini.
2. Rebab
Rebab merupakan alat musik pelengkap pada tarian ini. Alat musik ini terdiri dari 3 senar dan dimainkan dengan cara dipetik. Dengan adanya alat musik rebab, membuat tarian ini semakin hidup.
3. Gong
Gong adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan alat pemukul. Alat musik ini memiliki suara khas yaitu dentuman yang keras. Gong dipukul pada hitungan tertentu untuk mengiringi tarian ini.
4. Kecrek
Selain untuk mengiringi tarian ini, alat musik kecrek adalah perkusi yang sering digunakan pada pementasan wayang kulit. Crek crek crek, kurang lebih seperti itu bunyi dari alat musik kecrek. Alat musik ini berfungsi untuk memberi aba – aba pada iringan tari.
5. Kecapi
Sama halnya dengan tarian ini, kecapi merupakan alat musik yang berasal dari Sunda. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Sumber suara yang diperoleh berasal dari dawai.
Share:

KARAKTER DALAM TARIAN JAIPONG




     Pengertian karakter adalah watak, sifat, akhlak ataupun kepribadian yang membedakan seorang individu dengan individu lainnyaa. Pengertian karakter dalam sebuah tarian adalah sebagai pembentuk tokoh atau watak dalam penari dan karakternya tergantung pada tarian yang akan dibawakan oleh seorang penari tersebut. Karakter pun dapat dijumpai pada tata rias, tata busana, pada penari tersebut. Dalam seni tari karakter itu sangat penting, karena kita bisa tahu apa karakter dalam tarian tersebut. Perempuan dalam masyarakat Sunda lama memiliki kedudukan tinggi dan dihormati. Seperti yang digambarkan dalam berbagai naskah historiografi tradisional. Demikian halnya diungkapkan Yakob Sumardjo bahwa “Perempuan dalam pandangan masyarakat Sunda lama, memiliki tempat terhormat. Meskipun tidak sampai pada kedudukan tempat terpenting dalam ruang publik, namun kedudukan perempuan amat terhormat dalam dalam ruang domestik, dan lebih-lebih dalam ruang batin manusia Sunda”. Hal ini dapat dilihat dalam cerita Pantun Sunda yang menjunjung tinggi tokoh Sunan Ambu sebagai tokoh yang dapat dijadikan andalan dalam memecahkan berbagai masalah, sehingga kedudukannya sangat dihargai. Penghormatan terhadap perempuan juga tergambar dalam Pantun Sunda Panggung Karaton. Disebutkan bahwa dunia atas yang kosong itu adalah kekemben layung kasunten, yang berarti bahwa perempuan sebagai azas dunia atas. Sementara dunia bawah bumi-tanah ini adalah kalakay pare jumarum. Langit itu perempuan dan tanah itu laki-laki, bila disatukan dan diharmonikan akan melahirkan kehidupan baru. 
             Dalam pandangan kosmologi masyarakat Sunda lama, bahwa perempuan sebagai pemberi hidup, berkualitas transenden. Bahkan rumah dianggap sebagai perempuan. Perempuan adalah lokalitas, adalah rumah, adalah asal kehidupan. Pendapat tersebut penempatkan kedudukan perempuan Sunda lama sangat dihormati dan dihargai dalam ruang domestik. Artinya, penghargaan tersebut hanya sebatas ruang domestik, sementara kedudukannya dalam ruang publik sangat terbatas. Pembatasan ruang gerak bagi perempuan hingga saat ini masih terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam masyarakat Sunda lama yang dilukiskan dari cerita Pantun seperti tokoh Sunan Ambu, Dewi Asri, Nyi Sumur Bandung, maupun Purbasari, adalah berwibawa, kharismatik, penuh cinta kasih, pendidik, penolong, pelindung, penyabar, tegar dan memiliki hati yang lembut. Demikian halnya yang digambarkan dalam sejarah terutama ketika Raden Dewi Sartika yang hidup di kalangan menak yang merasa tertekan dengan keadaan. Ia berani berjuang untuk kaumnya agar mendapat perlakuan yang sama dengan pria. Dari gambaran cerita Raden Dewi sartika tersebut dapat dibaca bahwa karakter perempuan saat itu adalah, sabar, tegar, dan penuh perjuangan, tetapi sikap sopan santun tetap dijaga. Kehidupan masyarakat dari zaman ke zaman terus berubah sesuai dengan perubahan sosial masyarakatnya. Demikian halnya dengan karakter perempuan masyarakat Sunda, muncul perubahan-perubahan yang signifikan dalam perilaku menyikapi kehidupan. 
         Perubahan karakter perempuan Sunda tersebut tergambar dalam sebuah karya tari yang dikreasikan oleh Gugum Gumbira yaitu Jaipongan. Jaipongan yang lahir akhir tahun 1970-an dan populer tahun 1980-an ini memunculkan karakter perempuan yang semakin membuka diri. Pada masa tersebut termasuk sebagai masa orde baru yang dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu faktornya adalah kondisi sosial, politik, dan ekonomi saat itu dalam keadaan “stabil”. Situasi dan kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap karya-karya tari.
Dari gambaran kedudukan perempuan dalam masyarakat Sunda lama, dapat dibaca bahwa perempuan Sunda memiliki karakter yang berwibawa, dapat dipercaya, kalem, lembut. Asumsi penulis terhadap kewibawaan perempuan dalam kemampuannya memecahkan masalah. Dengan demikian diyakini sosok Sunan Ambu adalah sosok perempuan yang pandai. Sunan Ambu merupakan kependekan dari susuhunan atau yang disembah. Yang berarti Ibu Kedewataan yang disembah, agung, dan berkuasa. ’Ibu” di sini bersifat keilahian. Sosok yang multiperan sebagai Dewi, Ibu yang sangat dihormati. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa Sunan Ambu memiliki karakter yang berwibawa, kharismatik, penuh cinta kasih, pendidik, penolong, serta memiliki kekuatan melindungi.
        Bagi para perempuan Sunda dan masyarakat di lingkungan Jawa Barat tentunya sudah tidak asing dengan jenis kesenian tari yang satu ini. Sebuah kesenian tari atraktif serta dinamis yang dominan dimainkan oleh kaum perempuan ini, memang lebih sering dikaitkan dengan penggambaran karakter perempuan Sunda masa kini. Jika melihat sejarah, sejak tahun 1980 seni tari Jaipong mulai dikembangkan oleh Gugum Gumbira dari seni tari rakyat ‘ketuk tilu’ menjadi seni pertunjukkan atau media hiburan yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat. Artinya kesenian yang semula hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat kelas bawah pun, kini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang ada. Itulah sebabnya seni tari Jaipongan seringkali dianggap sebagai seni pertunjukkan yang dapat melintasi strata sosial tertentu.Sebagai seni yang banyak dipertunjukkan oleh sosok perempuan, Jaipong pun dinyatakan sebagai bentuk penggambaran sosok perempuan Sunda masa kini. Hal ini terlihat melalui gerakan yang dimilikinya. Setiap gerakan tersebut menunjukkan sosok perempuan Sunda yang penuh semangat, lincah, dan kuat. Tidak hanya itu, sebagai tarian yang penuh kelembutan, Jaipong juga menunjukkan adanya gerakan ‘Jalingkak’ yang ungkapannya dinyatakan sebagai gambaran dari karakter perempuan Sunda gesit serta kekinian.
          Karakter perempuan Sunda saat ini berbeda dengan karakter perempuan Sunda zaman dulu yang lebih dikenal dengan sifat anggun dan andalemi (Bahasa Sunda: orang yang bersifat baik dan lemah lembut). Perbedaan tersebut nampak melalui beberapa gerakan tari Jaipongan yang dapat dibaca sebagai bentuk gambaran karakter yang dimilikinya. Dimulai dari gerakan ‘Cinges’ yaitu gerakan kepala serta badan yang menggambarkan karakter sosok perempuan gesit serta dapat menghadapi setiap tantangan kehidupan dengan penuh rasa antusias. Kegesitan itu terlihat melalui gerak kaki, seperti halnya ketika muncul gerakan ngerecek, depok, meloncat, sirig, mincid, sonteg dan lain sebagainya. Melalui gerakan gesit tersebut, karakter perempuan Sunda juga dapat dinyatakan ‘hampang birit’, artinya mudah untuk bergerak.Kemudian ada lagi gerakan ‘Galeong’ badan serta kepala, umumnya gerakan ini disertai dengan lirikan mata serta senyuman genit yang menggambarkan karakter perempuan kenes (centil).
          Gerakan tangan juga kaki yang terbuka dengan lebih lebar menggambarkan bahwa perempuan Sunda masa kini memiliki karakter yang jujur dan lebih kuat. Sedangkan untuk liukan tubuh yang lebih lentur, dari ujung kepala hingga kaki dinyatakan sebagai karakter perempuan yang lebih fleksibel atau tidak kaku, termasuk dalam menghadapi berbagai persoalan. Selain penggambaran karakter melalui gerakan tubuh para penari Jaipong, musik yang mengiringi setiap gerakan tersebut pun dapat diartikan sebagai penggambaran karakter. Hal ini terlihat melalui tempo musik yang lambat, cepat atau pun sedang. Kecepatan tempo musik itu diartikan sebagai karakter dari perempuan Sunda masa kini yang tentunya tidak monoton, tetapi penuh dengan kejutan dan juga tidak membosankan. Sama halnya dengan karakter perempuan centil, serta kenes yang terlihat melalui riasan atau tampilannya. Dari berbagai macam bentuk gerakan tubuh serta beberapa hal lainnya yang disajikan oleh para pemain Jaipong tadi, muncul lah pro dan kontra dari kalangan masyarakat, utamanya untuk gerakan yang disajikan oleh penari perempuan. Alasannya tentu saja berkaitan dengan munculnya anggapan bahwa garakan tari tersebut telah mengekploitasi tubuh perempuan, khususnya pada gerakan pinggul perempuan yang dikenal sebagai wilayah privasi dan dapat mengundang gairah tidak diinginkan dari kaum laki-laki. Namun, pada akhirnya pro dan kontra inilah yang justru semakin mengangkat nama kesenian Tari Sunda Jaipong, hingga akhirnya ia tidak hanya dikenal diantara masyarakat suku sunda dan masyakarat dalam negeri saja, melainkan dikenal pula oleh masyarakat mancanegara.
Share:

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

TATA RIAS, KOSTUM, dan PENGIRING TARI JAIPONG

1. Tata Rias Tata rias yang digunakan untuk wajah tidak terlalu mencolok namun yang membuat mencolok yaitu mengenakan kebaya w...