Salah satu sanggar yang ada di kuningan. Sanggar ini merupakan yang memfokuskan untuk anak didiknya mempunyai bakat tari. Banyak tarian yang diajarkan di sanggar ini. Selain tarian, disini juga diajarkan musik gamelan, sinden, dll. Sanggar ini sudah dipercaya untuk mengiring upacara adat, biasanya untuk diacara pernikahan

Kamis, 19 Desember 2019

PROFIL SOSOK PENCIPTA TARIAN JAIPONG


          Lahir di Bandung, Jawa Barat, 4 April 1945. Pendidikan SD-SMA-nya diselesaikan di Bandung, Jawa Barat, melanjutkan kuliah jurusan Sosial Politk Universitas Padjajaran, namun tidak ia selesaikan. Awalnya bekerja di Departemen Keuangan kemudian pindah ke Pemerintah Daerah Kota madya Bandung (1967) sambil kuliah kembali di Akademi Keuangan STIA Pasundan,lulus1988.
         Namanya mulai muncul tahun 1970, setelah ia memperkenalkan Tari Jaipong, tarian rakyat di daerah bagian Utara Jawa Barat (Subang dan Kerawang). “Di tahun 1961, Presiden Soekarno mulai membatasi budaya asing termasuk musik-musik barat. Saat itu, beliau justru mendorong seniman tradisional mau menunjukkan ragam tarian etnik dari daerah-daerah di Indonesia, di tingkat internasional”,terangnya. “Dengan berbekal pengetahuan seni tradisional inilah, gerak tari Jaipong akhirnya tercipta”, kata Gugum, Namun Jaipong yang ia ciptakan adalah sebuah tarian modern, gerak dasarnya adalah gerakan yang diambil dari beberapa tari tradisional. Jaipongan ternyata banyak digemari tidak hanya dikalangan orang Sunda, melainkan juga dikalangan suku bangsa lain di Indonesia, bahkan dikalangan orang asing sekalipun.
      Bersama istrinya, Euis Komariah, ia membentuk dan memimpin kelompok kesenian Dewi Pramanik dan mengadakan pertunjukan di luar negeri. Tahun 1990, ia belajar menari Ibing Keurseus, topeng Cirebon, topeng Banjet. Ia sendiri menciptakan beberapa macam koreografi untuk Jaipongan, antara lain, ‘Keser Bojong’, ‘Rendeng Bojong’, ‘TokaToka’, ‘Sonteng’, dll. Dikenal juga sebagai pengusaha studio rekaman Jugala yang banyak membuat kaset rekaman Jaipongan. Banyak pula lagu yang ia ciptakan antara lain ‘Selat Salihara’ (Suratmu) dan ‘Bulan Sapasi’ (Bulan Sepotong). Karya tarian Jaipong dari studio Jugala bahkan pernah dimainkan di semua benua, kecuali Australia. Tahun 2010 studio Jugala aberpentas di Belanda. Popularitas tari Jaipong di mata masyarakat dunia tidak kalah dengan tari Bali. Workshop tari Jaipong selesai pementasan selalu ramai diikuti warga setempat. “Apresiasi yang luar biasa itu sungguh membuat kami bersyukur”, ujarnya. Melalui Jaipong, dosen luar biasa STSI Bandung ini tidak hanya ingin berbagi rasa, tetapi juga berbagi etika dan nilai-nilai moral kepada masyarakat. Saat ini, sudah ratusan karya tari Jaipong telah ia ciptakan. Tangan dinginnya telah melahirkan ribuan penari Jaipong yang gencar mengenalkan Jaipong ke seluruh penjuru dunia seperti Tati Saleh (almh), Yeti Mamat, Eli Somali dan Pepen Dedi Kurniadi. 
  • Nama :
Gugum Gumbira Tirasonjaya
  • Lahir :
Bandung, Jawa Barat, 4 April 1945.
  • Pendidikan :
SD-SMA Bandung,
UNPAD jurusan Sosial-Politik (tidak Selesai),
Akademi Keuangan STIA Pasundan (1988)
  • Aktifitas Lain :
Pegawai Departemen Keuangan,
Pegawai Pemerintah Daerah Kota Madya Bandung (mulai 1967),
Dosen Luar Biasa STSI Bandung,
Pemimpin kelompok kesenian Jugala,
Pengusaha studio rekaman Jugala.
  • Karya Tari Jaipong:
Keser Bojong,
Rending Bojong,
Toka-Toka,
Sonteng,
Selat Salihara (lagu),
Bulan Sapasi (lagu).
             Jaipongan mulai debutnya pada 1974. Saat itu, Gugum beserta gamelan dan penari pertamanya tampil di depan umum. Tari jaipongan sudah sangat terkenal di Indonesia. Rasanya hampir mustahil jika ada orang Indonesia yang belum mengenal tari jaipongan. tari jaipong kerap ditampilkan dalam berbagai pentas kesenian. Tak hanya itu, tarian tersebut juga kerap dipertunjukan dalam acara dangdut sehingga sering dikenal dengan goyang jaipong. Hampir semua artis dangdut selalu memeragakan gerakan jaipong di atas pentas. Tapi tahukah kalian siapa sebenarnya yang menciptakan tarian tesebut? Dia adalah sang maestro, Gugum Gumbira Tirasondjaja. Dilahirkan di Bandung Jawa Barat pada 4 April 1945.
            Dia dikenal sebagai komposer Sunda, pemimpin orkestra, koreografer, dan pengusaha. Sebagai seorang koreografer, Gugum punya banyak sekali referensi tari. Saat ini Gugum juga menjadi pengajar seni tari di STSI Bandung. "Tari jaipongan berakar dari tradisi bukan modernisasi. Seni tari, sejak dulu hingga sekarang sangat dinamis, terhadap tarian tersebut saya tidak mengatakan bahwa tarian tersebut bukan jaipongan tapi saya katakan bahwa itu adalah bentuk kreativitas,” .Gugum menyadur berbagai macam gerakan tari yang kemudian dipadukan dengan gerakan pencak silat. Hal itu bertujuan untuk memberikan citra bahwa perempuan yang cantik, luwes, dan menarik hati, mampu mempertahankan diri melalui gerakan-gerakan pencak silat.

             Jaipongan mulai debutnya pada 1974. Saat itu, Gugum beserta gamelan dan penari pertamanya tampil di depan umum. Pemerintah kemudian langsung berupaya menekan tarian ini, karena dianggap tidak bermoral. Hal itu dikarenakan tarian ini disebut Ketuk Tilu perkembangan yang memperlihatkan kesensualan perempuan. Meski demikian, Jaipongan selamat dari larangan setelah Pemerintah Indonesia saat itu melarang musik pop asing selama beberapa tahun. Jaipong kemudian dan menggila pada 1980-an. Sekitar dekade 80 hingga 90-an, Gugum menciptakan tarian lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, dan lainnya. Tarian-tarian tersebut merupakan pengembangan dari tari Jaipong. Jaipongan karya Gugum pertama yang mulai dikenal masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong". Keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian tersebut, muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Hingga saat ini, Gugum Gumbira masih menghasilkan karya-karya tari Jaipong yang baru. Di antaranya adalah Rawayan, Kawung Anten, dan Rasjati. Salah satu tari Jaipong yang unik adalah tari Sonteng. Tarian ini sangat kental dengan bentuk-bentuk tari yang berasal dari India. Selain itu, musik yang mengiringi tarian ini sangat lincah dan bersemangat, tetapi makna sesungguhnya tarian ini adalah perasaan tidak rela seorang perempuan yang akan ditinggal kekasihnya untuk waktu yang lama.
                Sekarang kita lihat bentuk tari Jaipong. Banyak tarian yang memasang kuda-kuda sangat lebar, mengangkat lengan sangat tinggi, bahkan sampai ada yang melakukan gerakan jungkir balik. Tapi pada awal kemunculannya, tari Jaipong justru jauh lebih terbatas ruang geraknya. Bayangkan seorang penari wanita mengenakan kebaya sunda, sinjang, dan sanggul sasak, menari dengan lincah dan sering dikejar oleh penari laki-laki. Tidak mudah menari sambil mengenakan kain sinjang yang ruang geraknya sangat terbatas. Itulah menariknya tarian ciptaan Gugum Gumbira ini. Kecantikan dan kemolekan mojang Priangan betul-betul ditunjukkan melalui busana tarinya. Namun Gugum juga ingin menunjukan bahwa wanita Sunda tidak mudah ditaklukan begitu saja oleh kaum laki-laki, oleh karena itu banyak disisipkan gerakan-gerakan pencak silat. Lebih dari 50 tahun Gugum Gumbira telah berkiprah di dunia seni tradisional Jawa Barat. Puluhan karya tari telah dihasilkan dan banyak dipelajari oleh masyarakat Bandung. Banyak juga seniman-seniman lain yang menghasilkan tarian baru berdasarkan tarian yang telah diciptakan oleh Gugum Gumbira. Saat ini, putri dari Gugum Gumbira dan istrinya Euis Komariah (alm.), Mira Tejaningrum, meneruskan pengajaran di Sanggar Jugala. Gugum Gumbira merupakan sosok yang dekat perempuan. Bagaimana tidak? Objek yang menjadi inspirasi utamanya dalam berkarya adalah keindahan perempuan. Beliau mampu mengekspos keindahan itu hingga hal terkecil, mulai dari sikap tubuh saat mengambil gerakan kuda-kuda, hingga kerlingan mata yang mampu menegaskan karakter suatu tarian. Pernikahannya dengan Euis Komariah (alm.) semakin mematangkan dirinya dalam setiap karya tarinya karena Euis adalah seorang pesinden andal yang populer atas namanya sendiri.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

TATA RIAS, KOSTUM, dan PENGIRING TARI JAIPONG

1. Tata Rias Tata rias yang digunakan untuk wajah tidak terlalu mencolok namun yang membuat mencolok yaitu mengenakan kebaya w...