Salah satu sanggar yang ada di kuningan. Sanggar ini merupakan yang memfokuskan untuk anak didiknya mempunyai bakat tari. Banyak tarian yang diajarkan di sanggar ini. Selain tarian, disini juga diajarkan musik gamelan, sinden, dll. Sanggar ini sudah dipercaya untuk mengiring upacara adat, biasanya untuk diacara pernikahan

Rabu, 15 Januari 2020

Kebudayaan Ciamis


Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan. Bisa juga diartikan sebagai segala hal yang kompleks, yang di dalamnya berisikan kesenian, kepercayaan, pengetahuan, hukum, moral, adat istiadat serta keahlian ataupun ciri khas lainnya yang diperoleh individu sebagai anggota dalam suatu masyarakat. Kabupaten Ciamis atau yang sering dijuluki Kota Manis adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten ini berada di bagian tenggara Jawa Barat, karena Kecamatan Banjar, yang dulunya bagian dari Kabupaten Ciamis, ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif , dan sejak tanggal 11 Desember 2002 maka ditetapkan menjadi kota (otonom), yang terpisah dari Kabupaten Ciamis, selain itu bagian Selatan Kabupaten Ciamis mengalami pemekaran pada tanggal 25 Oktober 2012 menjadi Kabupaten Pangandaran .

Kabupaten Ciamis memiliki banyak sekali kebudayaan dimulai dari kesenian, adat istiadat atau tradisi, hingga makanan khasnya yang terkenal dan bisa dibilang identitas dari Ciamis itu. Untuk bahasa sendiri karena Ciamis merupakan daerah Jawa Barat yang beradat sunda maka orang Ciamis menggunakan bahasa sunda sehari-hari, tapi berbeda dengan kebanyakan orang sunda di daerah lainnya seperti di Bogor yang masih ada beberapa yang menggunakan bahasa sunda kasar, di Ciamis kebanyakan memakai bahasa sunda yang halus, sama halnya dengan orang jawa yang menggunakan bahasa karma ketika berbicara.

Berikut ini beberapa kebudayaan-kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Ciamis :

Kessenian

1. Bebegig Sukamantri

Wujudnya menyeramkan, hampir mirip dengan Leak Bali, Hudoq Dayak Kalimantan, Ondel-ondel khas Betawi maupun mirip Reog Ponorogo Jawa Timur. Kesenian khas Desa Sukamantri, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang bernama Bebegig dengan berbagai aksesorisnya yang berasal dari alam ini tidak kalah menarik serta menghibur masyarakat.

Kesenian Bebegig tumbuh sejak ratusan tahun lalu itu hingga kini masih eksis keberadaannya, terlebih di setiap helaran seni mulai dari tingkat kampung hingga tingkat nasional, kesenian Bebegig selalu menjadi perhatian masyarakat. Bukan hanya wujudnya yang unik, tarian serta iringan musik tradisional semakin menambah kesan kembali ke zaman dahulu.

2. Ronggeng Gunung

Tarian ini berasal dari Ciamis, Jawa Barat, dan tersebar hampir di seluruh Tanah Pasundan, termasuk di Pangandaran, dalam sejarahnya, tari Ronggeng Gunung dikisahkan sebagai bentuk penyamaran Dewi Siti Semboja dari Kraton Galuh Pakuan Padjajaran. Seni tari Ronggeng Gunung mirip tari Jaipong, yang juga berasal dari Jawa Barat. Namun, tari ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu, seni tari ini dipentaskan oleh lima orang wanita berpenampilan cantik dan luwes dengan satu penari utama mengenakan selendang dan diiringi oleh pengibing, yaitu sekelompok laki-laki yang mengenakan sarung, sinden, dan penabuh gamelan. Irama musik yang berasal dari irama tabuhan kendang, boning, dan gong menghasilkan irama sederhana, tetapi auranya mampu menggetarkan hati penonton. Kesenian ini memiliki satu aturan yang tidak boleh dilanggar, yaitu antara penari dan pengibing tidak diperbolehkan melakukan kontak langsung. Mereka juga harus memiliki fisik kuat karena pertunjukan dapat berlangsung selama berjam-jam.

3. Gondang Buhun

Gondang Buhun adalah kesenian khas Kampung Adat Kuta, Tambaksari, Ciamis yang tidak terdapat di daerah lain. Kesenian gondang buhun merupakan kesenian tradisi mengolah gabah menjadi beras dengan menggunakan lisung dan halu membuat irama untuk mengiringi kawih atau tembang

Dalam kesenian gondang, alat yang digunakan adalah alu biasanya tingginya mencapai 2 meter, dan lisung yang panjangnya 2,5 meter. Biasanya lisung diisi dua ikat padi atau masyarakat Kampung Kuta menyebutnya dua geugeus pare. Tapi dalam kesenian gondang yang ditampilkan dalam Upacara Adat Nyuguh kali ini tidak menggunakan padi.

Kesenian kondang selalu diadakan setiap kali ada hajatan. Baik itu pernikahan maupun khitanan. Kesenian kondang diadakan di pagi buta. Ibu-ibu yang ada di kampung kuta menumbuk padi dengan menggunakan lesung dan halu. Suara dihasilkan dari halu yang dipukulkan ke lesung sambil menumbuk padi hingga menjadi beras.

4. Wayang Kidung Lakbok

Kesenian ini menggambarkan berdirinya sejarah Lakbok. Lakbok ialah salah satu nama kecamatan yang berada di Kabupaten Ciamis. Wayang kila (Kidung Lakbok) ini terbuat dari bahan jerami padi dan pagelaran wayang kila ini tidak menceritakan sejarah pewayangan seperti halnya wayang-wayang yang biasa pentas. Wayang kila tentunya mempunyai cerita tersendiri. Dalam cerita ini memerankan tokoh Sanghiyang Dewi Sri, yang dalam artian sri itu adalah padi karena dalam sejarah ini, Lakbok itu dulunya dikenal sebagai negara atau kerajaan yang subur makmur dengan tanaman padinya, bahkan hingga saat ini, Lakbok menjadi lumbung padinya Kabupaten Ciamis bahkan lumbungnya Jawa Barat.

5. Manorek

Kesenian Manorek asal Desa Purwasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kesenian ini mirip seperti ketoprak dan wayang orang, cerita manorek tidak terlepas dari kerajaan Goparman. Kendit Brayung menceritakan sebuah lakon untuk mempertahankan kerajaan.dinamakan manorek karenawajah wayangnya dicoreng-coreng (monoreng). Konon, manorek ini dipertunjukkan sebagai penopang untuk penyebaran agama Islam.

6. Wayang Landung

Wayang Landung, bentuk kamonésan (kreativitas) seni kontemporer dari Ciamis, telah banyak menyita perhatian masyarakat dalam berbagai penampilannya. Seniman muda Pandu Radea, kreatornya, mulai memperkenalkan seni hélaran (arak-arakan) tersebut pada tahun 2003 dalam perhelatan Intenational Kite Festival. Tahun 2007, Wayang Landung kembali tampil dalam Festival Budaya Nusantara di Jembrana, Bali, memenuhi undangan yang disampaikan melalui Disbudpar Ciamis.

Media utama yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Landung adalah badawang, bentuk wayang raksasa yang merupakan rekonstruksi wayang golek dalam ukuran besar. Bahan pembuatannya terutama kararas (daun pisang tua yang sudah kering), dan aksesori lainnya. Badawang tersebut kemudian dimainkan oleh seorang pemain yang menyangga dengan tubuhnya. Sebutan Wayang Landung sendiri, tutur Pandu, mengadopsi dari kesenian Barong Landung di pulau Bali.

Pertunjukan Wayang Landung dibagi menjadi dua bagian, yaitu lalampahan dan jogo;. Lalampahan adalah prosesi perjalanan atau arak-arakan, sementara jogol merupakan aksi pertarungan yang mengikuti alur cerita. Pertunjukan, diperankan oleh para pemain tetap. Untuk memandu pertunjukan, terdapat seorang dalang yang mngatur laku para pemain, seperti pada wayang umumnya.

Adat dan Tradisi

1. Nyangku

Nyangku adalah membersihkan benda pusaka peninggalan kerajaan Panjalu atau Jamasan menggunakan air yang berasal dari sembilan mata air kahuripan di Taman Boros Ngora (alun-alun Panjalu) Kecamatan Panjalu,Kabupaten Ciamis. Kegiatan yang digelar setiap satu tahun sekali dibulan Maulid ini sekaligus sebagai peringatan Maulid nabi Muhammad SAW.

2. Ngikis

Ritual Ngikis berlangsung di kawasan situ cagar budaya Ciungwanara, Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Tradisi tahunan yang digelar di kawasan bekas kerajaan Galuh tersebut tidak hanya diikuti warga Karangkamulyan tetapi juga diiikuti warga daerah lain. Bahkan Ngikis juga diikuti oleh keturunan Kerajaan Kutai Mulawarman dan Kerajaan Tarumanagara.

Ngikis secara harfiah berarti memagar. Pada masa lalu, ngikis lebih bersifat fisik yakni mengganti pagar bambu sekitar singgasana Prabu Galuh Ratus Pusaka Prabu Adi Mulia Sang Hyang Cipta Permana Adikisuma . Ngikis itu sendiri salah satunya bertujuan untuk memagari diri dari perilaku dan hawa nafsu jahat, membersihakn diri, sehingga pada saat bulan puasa kembali bersih. Selain itu juga dapat menjadi ajang silaturahmi, bagi sanak saudara.

Acaranya juga meliputi iring-iringan masyarakat sekitar yang membawa dongdang atau tandu berisi aneka jenis makanan dan buah-buahan yang nantinya dimakan bersama dan tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun digelar menjelang Ramadan.

3. Upacara Ngabungbang

Nganbungbang adalah kebiasaan orang orang suku sunda buhun untuk beraktifitas di malam hari di bawah sinar bulan, kata Ngabungbang itu sendiri memiliki arti ( cicing diluar wangunan bari teu sare sapeuting jeput ) dalam bahasa Sunda. Ngabungbang inipun merupakan salah satu kebudayaan Sunda yang hampir musnah atau ditelan peradaban modern, dan yang lebih miris lagi, gak banyak orang sunda yang tau kebudayaan ini.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

TATA RIAS, KOSTUM, dan PENGIRING TARI JAIPONG

1. Tata Rias Tata rias yang digunakan untuk wajah tidak terlalu mencolok namun yang membuat mencolok yaitu mengenakan kebaya w...