Salah satu sanggar yang ada di kuningan. Sanggar ini merupakan yang memfokuskan untuk anak didiknya mempunyai bakat tari. Banyak tarian yang diajarkan di sanggar ini. Selain tarian, disini juga diajarkan musik gamelan, sinden, dll. Sanggar ini sudah dipercaya untuk mengiring upacara adat, biasanya untuk diacara pernikahan

Jumat, 17 Januari 2020

PERKEMBAGAN TARI JAIPONG



          Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, ulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apa lagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah. Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara). 
         Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tetapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor). Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan, dan Tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata, dan Asep. 
         Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini tampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang telah diplopori oleh Mr. Nur & Leni. 
Tari Jaipong Sekarang 
         Tari Jaipong merupakan salah satu identitas kesenian Jawa Barat. Tari ini seringkali dipentaskan saat acara-acara penting, seperti penyambutan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat. Jaipongan juga sering diikutsertakan dalam misi-misi kesenian ke luar negeri. Tanggapan masyarakat dunia tentang tarian satu ini juga cukup bagus. Mereka bahkan dengan senang hati ikut menari. Walaupun terlihat mudah hanya tinggal menggoyang-goyangkan pinggul, ternyata menari Jaipong itu tidak semudah kelihatannya. Gerakan Jaipongan itu sangat dinamis dan energik. Hanya penari yang mempunyai stamina bagus saja yang akan bisa menarikan tarian ini dengan mudah. Bagi yang baru belajar, pasti akan terlihat betapa kakunya pinggang sang penari. Tarian yang mirip dengan tarian dari Betawi ini kadang dianggap sebagai tarian yang terlalu seksi. Goyang pinggul penari yang terlalu panas bisa membuat suasana semakin panas. Tidak mengherankan kalau tarian ini sempat akan dilarang tampil bila penampilan para penari dianggap terlalu seronok. 
         Tari Jaipong juga banyak dipelajari oleh para artis. Mereka menganggap tari Jaipong itu akan membentuk tubuh menjadi cukup seksi dan tidak harus ke Fitness Center lagi. Di antara artis yang terkenal mampu menarikan tari Jaipong dengan cukup baik adalah Camelia Malik. Walaupun tubuhnya sudha sangat tambun dan usianya sudah tidak muda lagi, gerakan tari Jaipong yang dilakukan oleh sang biduan dangdut ini masih cukup luwes dan enak dipandang. Untuk kaum muda atau artis muda yang juga mampu menarikan tarian Jaipong dengan luwesnya adalah Denada. Tubuh Denada yang dahulunya cukup berisi, sekarang terlihat langsing dan singset berkat gerakan dalam tarian Jaipong. Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan tari Jaipong memang sangat energik dan mampu menggerakan semua anggota tubuh sehingga lemak di pinggang, perut, dan paha, akan tergerus dengan cepat. Keringat akan mengucur dengan deras. Bagi pemula, gerakan tarian dari Jawa Barat ini cukup berat. Dianjurkan untuk tidak terlalu memporsir tenaga. Lakukan dahulu gerakan pemanasan dan gerakan sederhana sebelum sedikit demi sedikit mulai melakukan gerakan yang cukup sulit. Bila telah latihan untuk sekian lama dan dirasa tubuh sudah mulai lentur, barulah melakukan gerakan tarian Jaipong yang lebih rumit dan masuk dalam regu. 
Melakukan gerakan bersama-sama membutuhkan kekompakan dan kesamaan gerakan yang serasi. Kalau satu penari Jaipong dianggap tidak mampu mengimbangi penari yang lain, semua gerakan keseluruhan menjadi tidak terlalu sedap dipandang mata. 
Anggapan Masyarakat Tentang Tari Jaipong 
      Bagi masyarakat Jawa Barat, Jaipongan telah menjadi bagian dari budaya mereka. Mereka mencintai budaya ini. Walaupun sekarang tampaknya tidak banyak lagi anak muda yang mempelajari tari Jaipong. Terutama ketika Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heriawan, mengungkapkan buah pikirannya tentang tarian yang dipandangnya cukup erotis. Sebenarnya gerakan Jaipongan ini ada yang tidak terlalu cepat. Kecepatannya memang tergantung pada musik dan keinginan para penonton dan kesanggupan sang penari. Tetapi sepintas memang terlihat sangat menggoda terutama di bagian pinggul dan pantat. Apalagi ketika ada saweran dan yang memberikan saweran boleh ikut menari. Tidak jarang laki-laki yang memberikan saweran itu menyentuh atau mencoba menyentuh tubuh penari Jaipong. Yang lebih parah lagi adalah penonton senang dengan tingkah laku orang yang memberikan saweran yang mencoba menggoda penari. Mereka bersorak ketika terlihat penari yang mencoba menghindar. 
          Keadaan ini dianggap sudah melenceng dari tujuan diadakannya Jaipongan di satu acara. Tentu saja bagi Gubernur Jawa Barat yang cukup religius tersebut, adalah tanggung jawabnya melindungi rakyatnya dari perbuatan zinah atau perbuatan yang mendekati zinah. Melihat keadaan tersebut, sebaiknya tari Jaipong dikembalikan kepada tujuan penciptaannya semula. Tidak terlalu vulgar walaupun masih mempertontonkan atraksi yang menarik dan atraktif.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

TATA RIAS, KOSTUM, dan PENGIRING TARI JAIPONG

1. Tata Rias Tata rias yang digunakan untuk wajah tidak terlalu mencolok namun yang membuat mencolok yaitu mengenakan kebaya w...