Sejarah
Tari Piring
Tarian ini berasal dari
tanah Minangkabau kota Solok Sumatra Barat. Pada zaman dahulu masyarakat
Minangkabau selalu melakukan ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa atas
hasil panen yang melimpah ruah.Ketika melakukan ritual
tersebut masyarakat Minangkabau pun akan membawa sesaji yang merupakan makanan,
di mana makan tersebut akan diletakkan di atas piring.
Piring yang berisikan makanan tersebut akan dibawa sembari melakukan gerakan yang berirama dengan iringan musik.Setelah agama islam masuk di tanah Minangkabau, tarian ini tidak lagi digunakan untuk ritual kepada dewa-dewa. Kemudian tarian ini digunakan sebagai hiburan untuk masyarakat. Tarian ini sering dipentaskan untuk acara-acara adat di Minangkabau.
Fungsi
Tari Piring
Tarian ini sering dipentaskan saat upacara adat, seperti upacara pernikahan, khitanan dan pengangkatan penghulu. Selain itu tarian ini juga dipentaskan saat ada anggota masyarakat yang sedang panen hasil bumi yang melimpah ruah. Pada zaman dulu hanya orang-orang yang mampu saja yang dapat mengadakan pentas tarian ini.
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, tarian ini tidak hanya dipentaskan untuk upacara adat saja. Pentas tarian ini sering dipentaskan saat hari-hari besar nasional seperti HUT Republik Indonesia. Selain itu tarian ini juga sering dipentaskan pada saat festival dan juga untuk menyambut tamu-tamu agung.
Keunikan
Tari Piring
1. Piring Sebagai Media Utamanya
Tarian ini menggunakan piring sebagai alat utamanya
dalam menari. Alat inilah yang membuat tarian ini berbeda dengan tarian
yang lain. Piring dalam tarian ini mengandung makna sejarah tersendiri.
2. Gerakan Tari Yang Unik
Piring diletakkan di atas kedua telapak tangan
dengan cara digenggam. Kemudian digerakan memutar dan diayun-ayunkan dengan
mengikuti iringan musik. Uniknya, piring ini tidak jatuh saat dimainkan.
3. Di Iringi Oleh Banyak Alat Musik
Dalam tarian ini terdapat iringan dari berbagai alat
musik seperti, Rebana, Gong, Saluang, Talempong, dan lain-lain. Tarian ini di
iringi oleh musik penayuhan, biasanya menggunakan lagu Takhian Sai Tiusung dan
Takhi Pinghing Khua Belas. Selain gerakan yang unik music pengiring tarian ini
juga unik, karena memadupadankan beberapa alat musik.
4. Dentingan Cincin
Pada tarian ini terdapat bunyi iringan yang
dihasilkan dari suara dentingan cincin. Suara dentingan pada piring dan cincin
ini menambah keunikan tarian ini. Suara dentingan ini dapat menyatu dengan
musik pengiring tarian ini.
5. Menari Di Atas Pecahan Piring
Keunikan yang satu ini tidak akan anda temui pada
pertunjukan tari-tari lain. Dimana di akhir pertunjukan, penari akan
melemparkan piringnya ke lantai. Kemudian penari akan menari di atas pecahan
piring tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar